SEJARAH MASUKNYA ISLAM
DI INDONESIA
Terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan
pendapat yang menyatakan kapan sebetulnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam
mulai masuk ke nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan
pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya
catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau. Sejarah
Masuknya Islam ke Indonesia
a.
Masuknya Islam sejak
Abad ke-7 Masehi
Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia
sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang
diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para
pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada
masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7. Dalam pendapat itu
disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam
adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra
Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra
Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya
ke Pulau Jawa. Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk
ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada
abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti
Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan
Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan
Ratu Sima pada tahun 674 Masehi. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
b.
Masuknya Islam sejak
Abad ke-11 Masehi
Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke
Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti
adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa
Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi.
c.
Masuknya Islam sejak
Abad ke-13 Masehi
Di samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika
sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi.
Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya
dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari
Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai
(1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat
dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia.
Teori Masuknya Islam ke Indonesia
1.
Teori Mekah
Berdasarkan teori
Arab, masuknya Islam ke Indonesia diyakini berasal dari Arab, yaitu Mekkah dan
Madinah pada abad perama Hijriah atau abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan
pada adanya bukti perkampungan Islam di Pantai Barus, Sumatera Barat, yang dikenal
sebagai Bandar Khalifah. Wilayah ini disebut dengan wilayah Ta-Shih. Ta-Shih
adalah sebutan orang-orang China untuk orang Arab. Bukti ini terdapat dalam
dokumen dari Cina yang ditulis oleh Chu Fan Chi yang mengutip catatan seorang
ahli geografi, Chou Ku-Fei. Dia mengatakan adanya pelayaran dari wilayah
Ta-Shih yang berjarak 5 hari perjalanan ke Jawa.
Dalam dokumen China
keberadaan komunitas muslim Arab di Pantai Barus tercatat sekitar tahun 625
Masehi. Menilik tahun tersebut, berarti hanya sembilan tahun dari rentang waktu
ketika Rasululloh menetapkan dakwah Islam secara terbuka kepada penduduk
Mekkah. Beberapa sahabat telah berlayar dan membentuk perkampungan Islam di
Sumatera. Pelayaran ini sangat mungkin terjadi mengingay adanya perintah
Rasululloh agar kaum muslimin menuntut ilmu ke negeri Cina.
Hal ini berarti Islam
masuk ke Indonesia saat Rosululloh masih hidup. Bukti arkeologis juga ditemukan
di Barus, berupa sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada
salah satu batu nisannya tertulis nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun
672 M. Para arkeolog dari Ecole Francaise D’extreme-Orient Prancis dan Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional menyatakan bahwa sekitar abad 9 sampai 12 Masehi,
Barus menjadi sebuah perkampungan dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh,
India, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu.
2.
Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal
dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India
bagain barat, berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori
ini kebanyakan adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan
teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19.
Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan
Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke
Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan
pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur,
termasuk Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini
dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje.
Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua
India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan
Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan
orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini
kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan gelar “sayid” atau
“syarif ” di di depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang
memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada
tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di
Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa
Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.
Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat,
atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah
belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei
yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.
3.
Teori Persia
Teori persia adalat teori masuknya Islam ke Indonesia yang dikemukakan oleh
Hoessein Djajadiningrat. Dalam teori ini dikemukakan bahwa Islam yang masuk ke
Indonesia adalah Islam yang berasal dari Persia (Iran). Islam diyakini dibawa
oleh para perdagang Persia mulai pada abad ke 12. Teori persia berlandaskan
pada bukti maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke Indonesia. Selain
itu, ada kesamaan tradisi budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia. Peringatan 10 Muharam atau hari Asyura di Iran dengan upacara Tabuik
atau Tabut di Sumatera Barat dan Jambi sebagai lamang mengarak jasad Husein bin
Ali bin Abi Thalib yang terbunuh dalam peristiwa Karbala menjadi salah satu
contohnya. Bahkan kuatnya tradisi Syiah masih terasa hingga saat ini. [BACA :
Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia] Adanya suku Leran dan Jawi di Persia
menunjukan bukti bahwa orang-orang Persia yang membawa Islam ke Indonesia. Suku
ini disinyalir merujuk pada orang-orang Leran dari Gresik dan suku Jawa. Selain
itu, dalam suku Jawa dikenal dengan tradisi penulisan Arab Jawa atau Arab Pegon
sebagaimana diadopsi oleh masyarakat Persia atas Tulisan Arab. Hal ini
diperkuat dengan istilah Jer yang lazim digunakan masyarakat Persia.
Dear Dian, saya sangat senang membaca tulisan kamu mengenai masuknya Islam di Indonesia. Saya juga sedang mempopulerkan sejarah Islam, khususnya sejarah Ottoman melalui media sosial dan blog. Jika berminat blog saya memiliki beberapa artikel mengenai sejarah Turki. Kunjungi di: frialsupratman.blogspot.co.id
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel yang bermanfaat jangan lupa kunjungan baliknya
BalasHapuspandangan 4 madzhab tentang musik
sejarah islam di indonesia
fatwa mui tentang musik
dalil tentang seni musik
hukum musik dalam islam
hukum musik menurut imam syafi'i
ajaran islam diindonesia
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.